Ide Brilian Rizki Hamdani untuk Menciptakan Generasi Petani Millennial di Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam konvensional yang bisa dibilang cukup unik, karena tidak melulu menawarkan sistem pendidikan Islam tradisional.
Buktinya, di era modern ini, semakin banyak pondok pesantren yang tak hanya fokus mengajarkan santri pendidikan agama Islam dan membina karakter mereka saja, melainkan juga mengajarkan santri untuk menjadi entrepreneur.
Salah satu contohnya adalah pondok pesantren Fathul Ulum yang berlokasi di Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Di pondok pesantren (Ponpes) asuhan KH. Ahmad Habibul Amin (Kyai Amin) ini, santri tidak melulu mempelajari Al-Quran dan Hadits serta berbagai ilmu fiqih, tapi mereka juga diajarkan berwirausaha.
Diantara kegiatan entrepreneurship santri di pondok pesantren ini adalah bidang agribisnis yang meliputi sektor pertanian, peternakan, hingga budidaya ikan.
Untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan para santri, Kyai Amin mencoba menjalin kerjasama dengan Rizky Hamdani yang bercita-cita menjadi seorang wirausahawan di bidang pertanian.
Mengenal Sosok Rizky Hamdani
Rizky Hamdani yang memiliki cita-cita menjadi seorang wirausahawan di bidang pertanian merasa gelisah saat melihat minimnya minat generasi muda untuk menjadi petani.
Hal tersebut ia sadari ketika dirinya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman istrinya yang ada di Jombang, guna mewujudkan cita-citanya sebagai wirausahawan pertanian.
Atas dasar itulah, Rizky Hamdani mencoba menularkan cita-citanya kepada para santri di pondok pesantren Fathul Ulum yang kebetulan berlokasi di satu desa dengan tempat tinggal istrinya.
Gayung pun bersambut. Kyai Amin yang menjadi pimpinan pondok pesantren pada saat itu, setuju untuk bekerja sama dengan Rizky Hamdani yang memiliki visi sama dengan visi pondok pesantren asuhannya.
Sejak saat itu, ia (Rizky Hamdani) mulai membina para santri agar aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pertanian dan peternakan.
Di samping membina para santri, ia juga mencetuskan ide Kelompok Santri Tani Milenial dan mencoba menerapkan sistem pertanian terpadu (integrated farming system).
Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) merupakan kelompok wirausaha sosial yang digunakan oleh Rizky Hamdani sebagai wadah untuk memperkuat perekonomian santri di berbagai pondok pesantren.
Melalui KSTM, Rizky Hamdani mencoba untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya religius tetapi juga memiliki keterampilan dan pengetahuan (skill) di bidang pertanian.
Sehingga, saat santri lulus dari Pondok Pesantren dan kembali ke rumah atau terjun ke masyarakat, mereka tidak hanya memiliki bekal agama, tetapi juga memiliki bekal life skill.
Bisa dibilang, tujuan utama pembentukan KSTM adalah untuk me-regenerasi petani. Pasalnya, jumlah anak muda yang bercita-cita untuk menjadi petani di Indonesia masih sangat minim.
Di samping itu, KSTM juga ditujukan untuk memodernisasi pertanian dengan menerapkan teknologi modern dan inovasi guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Tujuan lainnya adalah untuk menciptakan kemandirian ekonomi bagi pesantren. Melalui KSTM, Rizky Hamdani ingin meningkatkan pendapatan pesantren di sektor pertanian, sekaligus untuk membuka peluang usaha baru.
Terakhir, KSTM dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan meningkatkan produksi pangan lokal, dan untuk mensejahterakan para petani dan peternak.
Salah satu kelompok tani yang merasakan dampak positif kehadiran KSTM adalah Kelompok Tani Sorgum yang berlokasi di Jombang.
Setelah bergabung dengan KSTM, pendapatan kelompok tani ini meningkat drastis hingga mampu menghasilkan keuntungan sampai 60 juta per bulan.
Keuntungan tersebut diperoleh setelah mendapatkan bantuan fasilitas pengolahan sorgum pascapanen dan fasilitas untuk menjual hasil panen di tol Trans Jawa.
Penghargaan dari Astra untuk Rizky Hamdani atas Dedikasinya
Ide brilian Rizky Hamdani yang menggagas Kelompok Santri Tani Milenial untuk me-regenerasi petani dari Pondok Pesantren, dan dampak dari kehadiran Kelompok Santri Tani Milenial yang mampu memberikan dampak positif bagi kelompok tani sorgum di Jombang, membuat para juri di ajang SATU Indonesia Awards memilihnya sebagai salah satu finalis di bidang lingkungan pada tahun 2020 lalu.
(Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) SATU Indonesia Awards sendiri merupakan bentuk apresiasi Astra kepada generasi muda Indonesia yang memberi manfaat bagi masyarakat serta membantu mewujudkan kehidupan berkelanjutan di 5 bidang, yaitu: kesehatan, lingkungan, pendidikan, teknologi, dan kewirausahaan.
Inisiasi award ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) Astra Group.
Oleh sebab itu, setiap tahun akan ada 5 hingga 10 individu maupun kelompok yang akan dipilih menjadi finalis SATU Indonesia Awards yang akan menerima dukungan dana sebesar 60 hingga 65 juta di samping berbagai dukungan lainnya.
Agar bisa terpilih menjadi finalis SATU Indonesia Awards, silakan daftarkan diri kamu dengan mengunjungi situs https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards. Di sana kamu bisa mendaftarkan diri sebagai individu maupun kelompok.
Referensi :
https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards
Comments