Asyik Baca Buku, Kok Mata Perih? Ini Cara Atasinya!

Buku itu tebal sekali. Tapi rasa penasaran saya lebih tebal.

Saat itu saya duduk di meja belajar, membolak-balik halaman buku pemrograman Kotlin peninggalan orangtua. Setiap baris kode di dalamnya seperti membisikkan tantangan: “Ayo pahami aku. Ayo kuasai aku.”

Semakin dibaca, semakin saya lupa waktu. Jangankan melihat jam, saya bahkan lupa berkedip. Sampai akhirnya… mata saya protes.

baca buku anti mata kering



Rasa perih muncul tiba-tiba. Mata terasa sepet, seperti ada pasir halus yang diam-diam menyelinap masuk. Buku yang tadi membuat saya antusias, mendadak terlihat kabur.

Di situlah saya sadar: semangat belajar itu penting. Tapi menjaga kesehatan mata jauh lebih penting.
Karena sekali mata terganggu, ilmu apapun tak bisa masuk dengan nyaman.

Saat Belajar Pemrograman, Mata Ikut Bekerja Keras

Sejak kuliah di Jurusan Statistika & Data Sains, saya sudah akrab dengan berbagai buku tebal dan layar laptop yang menampilkan ribuan baris kode.

Untungnya, saya tidak benar-benar buta soal pemrograman. Orangtua saya  seorang programmer sekaligus software engineer sudah lama memperkenalkan dunia kode kepada saya. Bahkan sejak sekolah, saya sudah mencoba belajar sendiri.

Salah satu buku yang paling menarik perhatian saya adalah buku tentang Kotlin. Bahasa pemrograman ini memang populer untuk membuat aplikasi Android, tapi ternyata juga bisa digunakan untuk backend, aplikasi desktop, hingga proyek data science dan machine learning. Pas sekali dengan bidang yang saya tekuni.

Karena terlalu semangat, saya membaca buku itu maraton. Bab demi bab saya lahap tanpa jeda. Sampai akhirnya mata saya mulai "ngambek" — terasa kering, perih, dan sepet.
Saat saya mencari tahu penyebabnya, saya baru paham: saya jarang berkedip saat membaca.

Ternyata, saat terlalu fokus membaca atau menatap layar, frekuensi berkedip bisa berkurang drastis. Padahal, berkedip itu penting untuk membasahi mata dengan air mata alami yang berfungsi sebagai pelumas dan pelindung.
Normalnya, orang berkedip 15–20 kali per menit. Tapi saat saya membaca, mungkin hanya separuhnya — bahkan lebih sedikit. Ditambah lagi, saya membaca di ruangan ber-AC. Udara kering dari AC memperparah kondisi mata.

Tak heran kalau gejala mata kering langsung muncul: perih, sepet, dan penglihatan mulai buram.

Jangan Sepelekan Mata Kering

Mata kering bukan sekadar gangguan kecil. Kalau dibiarkan, bisa menyebabkan iritasi, membuat penglihatan terganggu, bahkan berisiko jangka panjang.

Sebagai mahasiswa yang setiap hari bergantung pada buku, layar laptop, dan coding, saya sadar saya harus bergerak cepat mencari solusi.

Saya butuh cara yang mudah, praktis, dan bisa saya lakukan sendiri — tanpa harus langsung ke dokter.

3 Cara Simpel Mengatasi Mata Kering Saat Belajar

Berikut langkah-langkah yang saya lakukan untuk mengatasi mata kering. Tiga cara ini terbukti efektif dan gampang diterapkan, apalagi buat kamu yang aktivitasnya padat.

1. Pastikan Pencahayaan Cukup

Jangan pernah membaca atau belajar di ruangan yang pencahayaannya tidak ideal. Saya mulai membiasakan diri belajar di tempat dengan cahaya netral tidak terlalu silau, tidak terlalu redup. Kalau siang hari, saya manfaatkan cahaya alami dari jendela. Kalau malam, saya pakai lampu baca yang nyaman di mata. Cahaya yang cukup membantu mata tidak bekerja terlalu keras dan mengurangi risiko lelah serta kering.

2. Sering Berkedip dan Istirahatkan Mata

Sekarang saya sudah paham: saat terlalu fokus, kedipan mata menurun drastis. Saya mulai melatih diri untuk sering berkedip, bahkan saat asyik membaca. Selain itu, saya menerapkan aturan 20-20-20.
Setiap 20 menit membaca, saya rehat 20 detik dan memandang objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter). Biasanya, saya melihat tanaman di luar jendela atau gambar di dinding. Cara ini efektif bikin mata rileks dan kembali segar.

3. Gunakan Tetes Mata INSTO Dry Eyes

Ini andalan saya — INSTO Dry Eyes.
Tetes mata ini mengandung bahan aktif yang bekerja seperti air mata buatan, membantu melumasi dan melembapkan mata. Saat mata terasa perih, sepet, atau kering, saya cukup teteskan beberapa kali. Dalam hitungan menit, mata kembali nyaman.

INSTO Dry Eyes juga praktis banget. Ukurannya 7,5 ml, kecil dan mudah dibawa ke mana-mana. Jadi kalau saya belajar di perpustakaan, kafe, atau ruang kelas, tinggal sakuin saja.

Kandungan bahan aktifnya juga membantu meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan air mata, seperti yang saya alami waktu itu.

Belajar Jadi Nyaman, Mata Tetap Aman

Setelah menerapkan tiga langkah ini, saya bisa lanjut membaca dan belajar tanpa takut mata kering mengganggu.

Pencahayaan cukup, istirahat teratur, dan INSTO Dry Eyes jadi kombinasi yang menyelamatkan mata saya.

Sekarang, saya nggak cuma fokus memahami baris-baris kode Kotlin, tapi juga lebih peka dengan sinyal tubuh sendiri. Karena kalau mata kita sehat, proses belajar pun jadi lebih lancar dan menyenangkan.

Mata terasa kering, sepet, dan perih saat belajar? Jangan tunggu makin parah. Segera tetesin INSTO Dry Eyes dan rasakan bedanya.

Biar mata nyaman, belajar dan ngoding pun jalan terus!


Comments

Popular Posts