Serunya Permainan Tradisional di Kampung Lali Gadget, Tak Kalah dari Hp

Di akhir pekan itu. Di bawah langit biru yang cerah. Tawa riang anak-anak begitu jelas terdengar dari salah satu sudut Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
Itulah Kampung Lali Gadget, sebuah tempat yang namanya belakangan ini makin santer diperbincangkan di kalangan pemerhati parenting dan kalangan akademik.

Kampung Lali Gadget



Di tempat ini, teknologi sejenak ditinggalkan, digantikan dengan permainan-permainan tradisional yang membawa anak-anak kembali masa kecil bapak-ibu dan kakek-nenek mereka dulu, saat-saat di mana masa kecil terasa lebih nyata dan lebih hidup tanpa terdistraksi gadget.

Di sana, tampak sekelompok anak-anak sedang bermain, saling menggandeng pundak temannya, sembari melantunkan nyanyian riang, "Slebor-slebor mondar-mandir dahar bubur, kepanasan mondar-mandir, sle... bor."

slebor-slebor



Kaki-kaki mungil mereka bergerak cepat, berusaha menghindari tangan-tangan yang siap menangkap saat lagu yang mereka lantunkan akan segera berakhir.

Sungguh, pemandangan yang sangat langka di era modern ini. Era di mana anak-anak nyaris tak mengenal permainan tradisional seperti permainan slebor yang selalu menjadi permainan “wajib” anak-anak di kampung saat bulan purnama.

Ya, permainan-permainan tradisional kian terlupakan. Diganti dengan gadget yang menjadi permainan “wajib” anak-anak di era modern ini.

Tapi tak seperti permainan tradisional yang bisa melatih fisik, emosional, sosial, empati, hingga komunikasi anak, gadget justru membuat mereka tenggelam dalam individualistis dan kepasifan. Hingga, tak sedikit pakar yang menggapnya “berbahaya” sehingga perlu dihindari oleh anak-anak.


Bahaya Kecanduan Gadget yang Jarang Disadari 

Dewasa ini, hp telah menjelma menjadi salah satu benda yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern saat ini. Kita nyaris tak pernah melihat orang yang tak menenteng hp.
Di tempat umum, jarang sekali kita melihat orang yang tidak membawa hp, baik saat menunggu, bekerja, atau bersantai.

Bahkan, banyak orang yang tak segan membawa hp ke meja makan, main hp saat diajak ngobrol, atau bahkan saat buang air di toilet.

Tak dipungkiri bahwa gadget memang bisa memberikan banyak manfaat dan membawa sejumlah dampak positif. Akan tetapi, dibalik manfaatnya tersebut tersembunyi efek negatif yang sangat meresahkan. Salah satunya adalah, bisa menyebabkan penggunanya mengalami ketergantungan.

Ketergantungan pada gadget atau yang biasa kita sebut dengan istilah “kecanduan gadget” tidak hanya melanda remaja dan orang-orang dewasa, tapi juga anak-anak.

Akibatnya, banyak waktu anak yang tersita untuk bermain gadget. Menyebabkan mereka yang kecanduan jadi kurang bergerak dan jarang bersosialisasi.

Dibandingkan orang dewasa, efek negatif kecanduan gadget pada anak-anak lebih signifikan karena otak anak-anak masih dalam tahap perkembangan.
Beberapa dampak negatif apabila anak terlalu sering menggunakan gadget diantaranya adalah:

Menurunkan Aktivitas di Area Otak

Di usia anak-anak, otak mereka masih berkembang, khususnya di area yang mengatur perhatian, pengambilan keputusan, dan pengendalian diri.

Terlalu lama main gadget dapat menghambat perkembangan otak anak-anak di berbagai area tersebut. Akibatnya, anak-anak akan kesulitan untuk berkonsentrasi atau fokus, kerap berperilaku impulsif, dan menjadi kurang kritis saat berpikir.


Mudah Kecanduan

Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak cenderung lebih mudah mengalami kecanduan gadget. Diantara penyebabnya adalah karena berbagai permainan dan tontonan yang disuguhkan di gadget dapat memicu pelepasan hormon dopamin secara masif di otak mereka.

Hormon dopamin dikenal juga sebagai hormon kebahagiaan. Itulah sebabnya mengapa anak-anak yang sudah kecanduan gadget biasanya akan emosi atau tantrum jika tidak diberikan gadget.
Mengurangi Kemampuan Interaksi Sosial Anak

Anak-anak yang terlalu sering menghabiskan waktu dengan gadget biasanya akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan sosial sehingga berpotensi menjadi seorang introvert saat dewasa.

Dapat Mengganggu Pola Tidur

Menggunakan gadget sebelum waktu tidur sangat tidak disarankan. Tidak hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk orang dewasa, karena cahaya buruk yang dipancarkan oleh layar hp dapat menghambat produksi hormon melatonin yang mengatur siklus tidur.

Anak-anak yang mengalami gangguan pola tidur biasanya akan mengalami perlambatan pertumbuhan fisik yang berpotensi menyebabkan mereka menjadi stunting.

Beresiko Menyebabkan Obesitas

Anak-anak yang terlalu sering menggunakan gadget umumnya cenderung kurang aktif secara fisik. Karena tidak aktif secara fisik, tidak heran apabila anak-anak yang suka bermain gadget lebih mudah mengalami obesitas atau masalah postur tubuh karena terlalu banyak duduk dan menunduk untuk menatap gadget


Permainan Tradisional di Kampung Lali Gadget yang Mengalahkan Keseruan Gadget

Mencegah anak dari kecanduan gadget tak semudah yang kita bayangkan. Apalagi jika anak-anak tidak memiliki teman bermain atau tidak mendapatkan cukup perhatian dari orang tuanya.

Keresahan inilah yang kemudian membuat Achmad Irfandi pikirkan untuk membuat Kampung Lali Gadget (KLG), agar anak-anak bisa melepaskan diri dari kecanduan gadget.

“Awalnya saya hanya berpikir sederhana, bagaimana caranya anak-anak bisa kembali merasakan kebahagiaan yang dulu kita rasakan, yaitu bermain di luar rumah, bersama teman-teman, tanpa distraksi dari gadget. Dari situlah muncul ide Kampung Lali Gadget,” tutur finalis SATU Indonesia Award 2021 itu.
Di KLG, Achmad Irfandi berusaha mengenalkan berbagai permainan tradisional yang tak kalah seru dan menantang dibandingkan dengan permainan-permainan tradisional yang ada di hp.

permainan tradisional



Mulai dari, permainan tradisional seperti slebor, congklak, egrang, bermain panahan, membuat permainan dari batang dan daun singkong, melempar sarung, permainan klompen, mencari ikan di sawah, bermain gobak sodor, engklek, dan masih banyak permainan-permainan tradisional lainnya yang bisa anak-anak mainkan jika berkunjung ke KLG.

Bagi para orang tua yang anak-anaknya menunjukkan indikasi kecanduan gadget, berkunjung ke KLG bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk membantu anak-anak terlepas dari ketergantungan pada gadget.

Tak hanya itu, kehadiran anak-anak di KLG juga bisa membantu anak kita untuk berinteraksi secara nyata, mengembangkan keterampilan sosial, melatih sisi emosional mereka, mendorong mereka untuk kreatif dan berimajinasi, memberikan kesempatan belajar dari alam, melatih mereka bekerja secara tim, mengajarkan arti kejujuran dalam sportivitas, sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk menikmati hidup tanpa gadget.


Apresiasi Astra kepada Achmad Irfandi Sebagai Penggerak Konservasi Budaya 'Kampung Lali Gadget'


Mengembangkan dan merevitalisasi berbagai fasilitas yang ada di KLG tentu saja membutuhkan biaya yang tak sedikit. Salah satu usahanya untuk mendapatkan dana dan bantuan, Achmad Irfandi tak segan mendaftar diri di website astra.co.id sebagai penerima apresiasi  SATU Indonesia Awards untuk periode 2021.

Achmad Irfandi



Programnya yang bertujuan mulia, yaitu untuk mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gadget dengan menghidupkan kembali permainan tradisional dan kearifan lokal, membuat Achmad Irfandi terpilih sebagai salah satu finalis SATU Indonesia Awards pada tahun 2021.

Kini, KLG sudah semakin berkembang. Fasilitas dan permainan yang tersedia terus bertambah seiring bertambahnya jumlah anak-anak yang datang bermain setiap pekan. Hingga kini, tak kurang dari 4700 pengunjung sudah merasakan pengalaman bermain di Kampung Lali Gadget. “Kami berharap angka ini akan terus bertambah.” Kata Irfandi penuh harap.



Referensi :
https://www.instagram.com/satu_indonesia/p/C87Ma2TSkXv/
https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards

Comments

Popular Posts